z4B_8OY_4WWLj5nM5nZScrYQ2wE

Gasa Foredi

Minggu, 20 Januari 2013

Faham Realisme Sosialis Dari Novel Pramoedya Ananta Toer

. Minggu, 20 Januari 2013

Faham Realisme Sosialis Dari Novel Pramoedya Ananta Toer - Para tokoh yang dihadirkan Pram dalam novel empat jilid tersebut yang di beri nama tetralogi, sama sekali tokoh yang ada tidak ada dalam pelajaran yang ada di sekolah. Sebab Pram merasa bahwa pengajaran sekolah tidak mencukupi untuk membudayakan kecintaan bangsa pada sejarah pergerakan nasional untuk mencapai kemerdekaan nasional, dan tanpa adanya kecintaan ini Pram beranggapan bahwa semua ucapan tentang patriotisme, kecintaan pada tanah air dan bangsa, baik melalui pembicaraan, pidato, nyanyian atau pun deklamasi ini tinggal slogan tanpa isi, tidak edukatif dan tidak jujur .

 Faham realisme sosialis telah mengilhami Pram yang sering kali melahirkan pemikiran yang kritis terhadap apa yang sedang terjadi saat itu. Semangat terhadap perlawanan sistem kolonialisme dapat dirasakan dalam karya-karya Pram. Karena dalam novel Pram, bukan hanya sekedar tulisan fiksi semata. Namun karya-karya Pram juga lahir berdasarkan realitas yang ada.

Sebab menurut Pram penulis hidup di tengah-tengah “ masyarakatnya”, yang di maksud dengan masyarakatnya adalah orang yang secara ekonomi terindas dan mereka memerlukan dorongan semangat untuk melakukan perubahan ekonomi. Masyarakat memberi materi-materi kepada penulis. Penulis yang berhasil, diharap memberikan pengaruhnya pada kondisi dan kehidupan sosial. Itu hubungan timbal-balik. Jadi kalau ada pengarang yang hanya berdasarkan fantasi, itu namanya ‘setengah gila’. 

Hal yang menarik novel tetralogi tersebut dibuat saat Pram berada di balik terali besi, Pram di penjara di Pulau Buru. Pulau Buru terletak sekitar 1.500 kilo meter ke arah timur dari Nusa Kambangan . Karya  novel tetralogi justru karya yang paling monumental atau menjadi karya puncak dari sebuah penulisan yang dilakukan oleh Pram.

Tetralogi juga menjadi karangan Pram, yang menjadi polemik dan bahan pembicaraan, karena secara politis, novel ini menjadi begitu istimewa dan fenomenal. Novel Tetralogi menurut Pram ditulis secara lisan pada tahun 1973, karena ditulis dalam penjara di Pulau Buru dan kemudian ditulis secara sistematis sebagai cerita utuh pada 1975. Keempat buku tersebut; Bumi Manusia, kemudian Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, serta Rumah Kaca dilarang penerbitannya oleh oleh rezim Orde Baru semenjak 1981 yang ironisnya, larangan yang dikeluarkan pihak Kejaksaan Agung  itu sampai sekarang belum pernah dicabut seperti saat ini.

Novel tetralogi banyak sekali mendapatkan piagam penghargaan terutama dari luar negeri, sebab di dalam negeri Pram sendiri masih di cap sebagai agen pemberontak atas keterlibatannya dalam Lekra. Lembaga Kesenian Rakyat sebagai wadah kesenian PKI Maka secara otomatis ketika PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan semua anggotanya di penjara ataupun dibunuh, maka Lekrapun secara otomatis juga dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi kesenian yang terlarang, dan semua anggotanya juga dipenjara atau dibunuh.

Pram sendiri menggambarkan, bahwa masuknya Pram sebagai anggota Lekra tidaklah sebagaimana yang digambarkan orang, Pram masuk Lekra secara sukarela. Menurut Pram ia tidak pernah bergabung dengan Lekra mulai dari bawah, melainkan diundang dan kemudian menjadi anggota. Inilah yang dianggap Pram sebagai kesulitannya, ia menganggap dirinya diambil begitu saja oleh Lekra. Padahal banyak orang lama Lekra yang tidak suka akan diri Pram .

Jika dihubungkan dengan realitas yang ada, novel Pram sangat menampilkan kenyataan yang dialami oleh masyarakat terutama kelas bawah, penderitaan-penderitaan mereka tanpa malu-malu ditampilkan secara jelas. Hal tersebut tidak lepas dari aliran yang dianutnya yaitu realisme sosialis sebab paham realisme sosialis berasal dari sosialisme Marx  konsep tentang manusia.

Oleh karenanya, jelaslah bahwa, menurut konsep tentang manusia ini, sosialisme bukan sebuah masyarakat yang tersusun atas individu-individu yang diatur dan secara otomatis mengabaikan apakah mereka memiliki pendapatan yang cukup atau tidak. Sosialisme bukanlah masyarakat dimana individu tersubordinasikan oleh negara . Pemerataan ekonomi masyarakat di bawah tanggung jawab negara, sehingga tidak terjadi ketimpangan ekonomi.

Share/Save/Bookmark

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Berikut Dengan Detail Menjelaskan PRODUK Obat Kuat PASUTRI Legal, Herbal, Rekomendasi Boyke dan Co :

 

Followers

Stop Dreaming Start Action is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com - Stop dreaming Start Action Now...